Saturday 27 February 2016

SAUDAH BINTI ZUM'AH

Saudah binti Zum’ah tidak terlalu populer dibandingkan dengan istri Rasulullah SAW lainnya. Namun, tetap termasuk wanita yang memiliki martabat yang mulia dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah dan RasulNya. Dia telah ikut berjihad di jalan Allah dan termasuk wanita yang pertama kali hijrah ke Madinah. Perjalanan hidupnya penuh dengan teladan yang baik, terutama bagi wanita-wanita sesudahnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam menikahinya bukan semata-mata karena harta dan kecantikannya, karena memang dia tidak tergolong wanita cantik dan kaya. Yang dilihat Rasulullah adalah semangat jihadnya di jalan Allah, kecerdasannya, perjalanan hidupnya yang senantiasa baik, keimanannya, serta keikhlasannya kepada Allah dan RasulNya.

A. Dia adalah Seorang Janda

Telah kita ketahui bahwa pada tahun-tahun kesedihan karena ditinggal wafat oleh Abu Thalib dan Khadijah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam tengah mengalami masa sulit. Kondisi seperti itu dimanfaatkan olah orang-orang Quraisy untuk menyiksa Rasulullah dan kaum muslimin. Pada tahun-tahun ini, terasa cobaan dan kesedihan datang sangat besar dan silih berganti.

Ketika itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. berpikir untuk kembali ke Thaif, dengan harapan agar orang-orang di Thaif memperoleh hidayah untuk masuk Islam dan membantu beliau. Akan tetapi, masyarakat Tsaqif menolak mentah-mentah kehadiran beliau, bahkan mereka memerintahkan anak-anak mereka melempari beliau dengan batu, hingga kedua tumit beliau luka dan berdarah. Walaupun begitu, beliau tetap sabar, bahkan tetap mendoakan mereka agar memperoleh hidayah.

Dalam keadaan kesepian sesudah kematian Khadijah, terjadilah peristiwa Isra’ Mi’raj. Malaikat Jibril membawa Rasulullah ke Baitul Maqdis dengan kendaraan Buraq, kemudian menuju langit ke tujuh, dan di sana beliau menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah. Ketika kembali ke Mekah, beliau menuju Ka’bah dan mengumpulkan orang-orang untuk mendengarkan kisah perjalanan beliau yang sangat menakjubkan itu. Kaum musyrikin yang mendengar kisah itu tidak mempercayainya, bahkan mengolok-olok beliau.
Bertambahlah hambatan dan rintangan yang harus beliau hadapi. Dalam kondisi seperti itu, tampillah Saudah binti Zum’ah yang ikut berjuang dan senantiasa mendukung Rasulullah, kemudian dia menjadi istri Rasulullah yang kedua setelah Khadijah.

Terdapat beberapa kisah yang menyertai pernikahan Rasulullah dengan Saudah binti Zum’ah. Tersebutlah Khaulah binti Hakim, salah seorang mujahid wanita yang pertama masuk Islam. Khaulah adalah istri Ustman bin Madh’um. Dia yang dikenal sebagai wanita yang berpendirian kuat, berani, dan cerdas, sehingga dia memiliki nilai tersendiri bagi Rasulullah. Melalui kehalusan perasaan dan kelembutan fitrahnya, Khaulah sangat memahami kondisi Rasulullah yang sangat membutuhkan pendamping, yang nantinya akan menjaga dan mengawasi urusan beliau serta mengasuh Ummu Kultsum dan Fathimah setelah Zainab dan Ruqayah menikah. Pada mulanya, Utsman bin Madh’um kurang sepakat dengan pemikiran Khaulah, karena khawatir hal itu akan menambah beban Rasulullah, namun dia tetap pada pendiriannya.

Kemudian Khaulah menemui Rasulullah dan bertanya langsung tentang orang yang akan rnengurus rumah tangga beliau. Dengan saksama, beliau mendengarkan seluruh pernyataan Khaulah karena baru pertama kali ini ada orang yang memperhatikan masalah rumah tangganya dalam kondisi beliau yang sangat sibuk dalam menyebarkan agama Allah. Beliau melihat bahwa apa yang diungkapkan Khaulah mengandung kebenaran, sehingga beliau pun bertanya, “Siapakah yang kau pilih untukku?” Dia menjawab, “Jika engkau menginginkan seorang gadis, dia adalah Aisyah binti Abu Bakar, dan jika yang engkau inginkan adalah seorang janda, dia adalah Saudah binti Zum’ah.” Rasulullah mengingat nama Saudah binti Zum’ah, yang sejak keislamannya begitu banyak memikul beban perjuangan menyebarkan Islam, sehingga pilihan beliau jatuh pada Saudah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalm. memilih janda yang namanya hanya dikenal oleh beberapa orang. Pernikahan beliau dengannya tidak didorong oleh keinginan untuk memenuhi nafsu duniawi, tetapi lebih karena Rasulullah yakin bahwa Saudah dapat ikut serta menjaga keluarga dan rumah tangga beliau setelah Khadijah wafat.

Jika kita rajin menyimak beberapa catatan sejarah tentang kehidupan Rasulullah yang berkaitan dengan Saudah binti Zum’ah, kita akan menemukan beberapa keterangan tentang sosok Saudah. Saudah adalah seorang wanita yang tinggi besar, berbadan gemuk, tidak cantik, juga tidak kaya. Dia adalah janda yang ditinggal mati suaminya. Rasulullah memilihnya sebagai istri karena kadar keimanannya yang kokoh. Dia termasuk wanita pertama yang masuk Islam dan sabar menanggung kesulitan hidup.

B. Nasab dan Keislamannya

Saudah binti Zum’ah yang bernama lengkap Saudah binti Zum’ah bin Abdi Syamsin bin Abdud dari Suku Quraisy Amiriyah. Nasabnya ini bertemu dengan Rasulullah pada Luay bin Ghalib. Di antara keluarganya, dia dikenal memiliki otak cemerlang dan berpandangan luas. Pertama kali dia menikah dengan anak pamannya, Syukran bin Amr, dan menjadi istri yang setia dan tulus. Ketika Rasulullah menyebarkan Islam dengan terang-terangan, suaminya, Syukran, termasuk orang yang pertama kali menerima hidayah Allah. Dia memeluk Islam bersama kelompok orang dari Bani Qais bin Abdu Syamsin. Setelah berbai’at di hadapan Nabi, dia segera menemui istrinya, Saudah, dan memberitakan tentang keislaman serta agama baru yang dianutnya. Kecemerlangan pikiran dan hatinya menyebabkan Saudah cepat memahami ajaran Islam untuk selanjutnya mengikuti suami menjadi seorang muslimah.

C. Hijrah ke Habbasyah

Keislaman Syukran, Saudah, dan beberapa orang yang mengikuti jejak mereka berakibat cemoohan, penganiayaan, dan pengasingan dari keluarga terdekat mereka. Karena itu, Syukran menemui Rasulullah beserta beberapa keluarganya yang sudah memeluk Islam, seperti saudaranya (Saud dan Hatib), keponakannya (Abdullah bin Sahil bin Amr), ditambah saudara kandung Saudah (Malik bin Zum’ah). Rasulullah menasihati agar mereka tetap kokoh berpegang pada akidah dan menyarankan agar mereka hijrah ke Habasyah, mengikuti saudara-saudara seiman yang telah terlebih dahulu hijrah, seperti Utsman bin Affan dan istrinya, Ruqayah binti Muhammad. Akhirnya, kaum muslimin memutuskan untuk hijrah. Di antara kaum muslimin yang hijrah ke dua ke Habasyah, terdapat Saudah yang turut merasakan pedihnya meninggalkan kampung halaman serta sulitnya menempuh perjalanan dan cuaca buruk demi menegakkan agama yang diyakininya.

Di Habasyah mereka disambut dan diperlakukan baik oleh Raja Habasyah walaupun keyakinan mereka berbeda, sehingga beberapa hari lamanya mereka menjadi tamu raja. Akan tetapi, rasa rindu mereka dan keinginan untuk melihat wajah Rasulullah mendera mereka. Sambil menunggu waktu yang tepat untuk kembali ke Mekah, mereka mengisi waktu dengan mengenang kehangatan berkumpul dengan Rasulullah dan saudara-saudara seiman di Mekah. Ketika mendengar keislaman Umar bin Khaththab, mereka menyambut dengan suka cita. Betapa tidak, Umar bin Khaththab adalah pemuka Quraisy yang disegani. Karena itu, mereka memutuskan untuk kembali ke Mekah dengan harapan Umar dapat menjamin keselamatan mereka dan gangguan kaum Quraisy. Di antara mereka yang ikut kembali adalah Syukran bin Amr. Akan tetapi, dalam perjalanan, Syukran jatuh sakit karena kelaparan sejak kakinya menginjak tanah Habasyah. Akhirnya dia meninggal di tengah perjalanan menuju Mekah.

Betapa sedih perasaan Saudah binti Zum’ah ketika mendengar suaminya meninggal dunia. Baru saja dia mengalami betapa sedihnya meninggalkan kampung halaman, sulitnya perjalanan ke Habasyah, cemoohan, dan penganiayaan orang-orang Quraisy, sekarang dia harus merasakan sedihnya ditinggal suami. Dia merasa kehilangan orang yang senantiasa bersamanya dalam jihad di jalan Allah.

D. Rahmat Allah

Saudah binti Zum’ah menanggung semua derita itu dengan kepasrahan dan ketabahan, serta menyerahkan semuanya kepada Allah dengan senantiasa mengharapkan keridhaanNya. Dia kembali ke Makkah sebagai satu-satunya janda, dengan perkiraan bahwa keadaan kaum muslimin di Makkah sudah membaik setelah beberapa pemuka Quraisy menyatakan memeluk Islam. Akan tetapi, ternyata kezaliman orang-orang Quraisy tetap merajalela. Dalam kondisi seperti itu, tidak ada pilihan lain baginya selain kembali ke rumah ayahnya, Zum’ah bin Qais yang masih memeluk agama nenek moyang. Akan tetapi, Zum’ah bin Qais tetap menerima dan menghormati putrinya. Tidak sedikit pun dia berusaha membujuk agar putrinya meninggalkan Islam dan kembali menganut kepercayaan nenek moyang.

Ketika Khaulah binti Hakim berusaha mencarikan istri untuk Rasulullah, dia menyebut nama Saudah. Dalam diri Saudah, Rasulullah tidak melihat kecantikannya, tetapi lebih melihat bahwa Saudah adalah sosok wanita yang sabar, mujahidah yang hijrah bersama kaum muslimin, dan mampu menjadi pemimpin di rumah ayahnya yang masih musyrik. Karena itulah, Rasulullah tergerak menikahinya dan menjadikannya sebagai istri yang akan meringankan beban hidupnya. Khaulah menemui Saudah dan menyampaikan kabar gembira bahwa tidak semua wanita dianugerahi Allah menjadi istri Rasulullah serta menjadi istri manusia yang paling mulia dan hamba pilihan-Nya. Ketika bertemu dengan Saudah, Khaulah berteriak, “Apa gerangan yang telah engkau perbuat sehingga Allah memberkahimu dengan nikmat yahg sebesar ini?

Rasulullah mengutusku untuk meminang engkau baginya.” Sungguh, hal itu merupakan berita besar. Saudah tidak pernah memimpikan kehormatan sebesar itu, terutama setelah orang-orang mencampakkannya karena kematian suaminya. Rasulullah yang mulia benar-benar akan menjadikannya sebagai istri. Dengan perasaan terharu dia menyetujui permintaan itu dan meminta Khaulah menemui ayahnya. Setelah Zum’ah bin Qais mengetahui siapa yang akan meminang putrinya, dan Saudah pun sudah setuju, lamaran itu langsung diterimanya, kemudian meminta Rasulullah Muhammad datang ke rumahnya. Rasulullah memenuhi undangan tersebut bersama Khaulah, dan pernikahan  itu pun terlaksana...

To be continued

Wallahu 'alam bisshowwab.

________________________________
  

Wednesday 24 February 2016

Sirah nabawiyah part4 Hidup di tengah kabilah BANI SA'AD

👓Tradisi yang berlaku di kalangan bangsa Arab yang sudah berperadaban adalah mencari para wanita yang dapat menyusui bayi-bayi mereka sebagai tindakan prefentif terhadap serangan penyakit-penyakit yang biasa tersebar di alam peradaban. Hal itu mereka lakukan agar tubuh bayi-bayi mereka tersebut kuat, otot-otot mereka kekar serta menjaga agar lisan Arab mereka tetap orisinil sebagaimana lisan ibu mereka dan tidak terkontaminasi.

Oleh karena itu, ‘Abdul Muththalib mencari wanita-wanita yang dapat menyusui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam; dia memilih seorang wanita dari kabilah Bani Sa’ad bin Bakr, yaitu Halimah binti Abu Dzuaib sebagai wanita penyusu beliau. Suami dari wanita ini bernama al-Harits bin ‘Abdul ‘Uzza yang berjuluk Abu Kabsyah, dari kabilah yang sama.

Dengan begitu, di sana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki banyak saudara sesusuan, yaitu; ‘Abdullah bin al-Harits, Anisah binti al-Harits, Hudzafah atau Judzamah binti al-Harits (dialah yang berjuluk asy-Syaima’ yang kemudian lebih populer menjadi namanya dan yang juga merawat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam) serta Abu Sufyan bin al-Harits bin ‘Abdul Muththalib, saudara sepupu Rasulullah.

Paman beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam, Hamzah bin ‘Abdul Muththalib juga disusui di tengah kabilah Bani Sa’ad bin Bakr. Ibunya juga menyusui beliau selama sehari, yaitu ketika beliau berada disisi ibu susuannya, Halimah.

Dengan demikian Hamzah merupakan saudara sesusuan Rasulullah dari dua sisi : Tsuaibah dan (Halimah) as-Sa’diyyah.

Halimah merasakan adanya keberkahan serta kisah-kisah yang aneh lainnya sejak kehadiran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di tengah keluarganya.

🍀kisah keberkahan dan rezeki yang melimpah pada Bani Sa'ad🍀

👳🏻Ibnu Ishaq berkata: ‘Halimah pernah berkisah: bahwasanya suatu ketika dia pergi keluar bersama suami dan bayinya yang masih kecil dan menyusui. Dia juga membawa serta beberapa wanita yang sama-sama tengah mencari bayi-bayi susuan. Ketika itu sedang dilanda musim paceklik sedangkan kami sudah tidak memiliki apa-apa lagi, lalu aku pergi dengan mengendarai seekor keledai betina berwarna putih kehijauan milikku beserta seekor onta yang sudah tua. Demi Allah! Tidak pernah hujan turun meski setetespun, kami juga tidak bisa melewati malam dengan tidur pulas lantaran tangis bayi kami yang mengerang kelaparan sedangkan ASI di payudaraku tidak mencukupi. Begitu juga dengan air susu onta tua yang bersama kami tersebut sudah tidak berisi. Akan tetapi kami selalu berharap pertolongan dan jalan keluar. Aku kembali pergi keluar dengan mengendarai onta betina milikku yang sudah tidak kuat lagi untuk meneruskan perjalanan sehingga hal ini membuat rombongan kami gelisah akibat letih dan kondisi kekeringan yang melilit.

🍼Akhirnya kami sampai juga ke Mekkah untuk mencari bayi-bayi susuan akan tetapi tidak seorang wanita pun diantara kami ketika disodorkan untuk menyusui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melainkan menolaknya setelah mengetahui kondisi beliau yang yatim. Sebab, tujuan kami (rombongan wanita penyusu bayi), hanya mengharapkan imbalan materi dari orang tua si bayi sedangkan beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bayi yang yatim, lantas apa gerangan yang dapat diberikan oleh ibu dan kakeknya buat kami?. Kami semua tidak menyukainya karena hal itu; akhirnya, semua wanita penyusu yang bersamaku mendapatkan bayi susuan kecuali aku.

Tatkala kami semua sepakat akan berangkat pulang, aku berkata kepada suamiku: ‘demi Allah! Aku tidak sudi pulang bersama teman-temanku tanpa membawa seorang bayi susuan. Demi Allah! Aku akan pergi ke rumah bayi yatim tersebut dan akan mengambilnya menjadi bayi susuanku’. Lalu suamiku berkata: ‘tidak ada salahnya bila kamu melakukan hal itu, mudah-mudahan Allah menjadikan kehadirannya di tengah kita suatu keberkahan’.

Akhirnya aku pergi ke rumah beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam dan membawanya serta. Sebenarnya, motivasiku membawanya serta hanyalah karena belum mendapatkan bayi susuan yang lain selain beliau. Setelah itu, aku pulang dengan membawanya serta dan mengendarai tungganganku.

Ketika dia kubaringkan di pangkuanku dan menyusui dengan ASI yang ada seberapa dia suka, diapun menyusu hingga kenyang, dilanjutkan kemudian oleh saudara sesusuannya (bayiku) hingga kenyang pula. Kemudian keduanya tertidur dengan pulas padahal sebelumnya kami tak bisa memicingkan mata untuk tidur karena tangis bayi kami tersebut.

🐪Suamiku mengontrol Unta tua milik kami dan ternyata susunya sudah berisi, lalu dia memerasnya untuk diminum. Aku juga ikut minum hingga perut kami kenyang, dan malam itu bagi kami adalah malam tidur yang paling indah yang pernah kami rasakan.

Pada pagi harinya, suamiku berkata kepadaku:‘ demi Allah! Tahukah kamu wahai Halimah?; kamu telah mengambil manusia yang diberkahi’. Aku berkata: ‘demi Allah! Aku berharap demikian’.

🐫Kemudian kami pergi keluar lagi dan aku menunggangi Unta betinaku dan membawa serta beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam diatasnya.

Demi Allah! Unta betinaku tersebut sanggup menempuh perjalanan yang tidak sanggup dilakukan oleh unta-unta mereka, sehingga teman-teman wanitaku dengan penuh keheranan berkata kepadaku : ‘wahai putri Abu Zuaib! Celaka! Kasihanilah kami bukankah unta ini yang dulu pernah bersamamu ?’, aku menjawab:‘demi Allah! Inilah unta yang dulu itu!’. Mereka berkata:‘demi Allah! Sesungguhnya unta ini memiliki keistimewaan’. Kemudian kami mendatangi tempat tinggal kami di perkampungan kabilah Bani Sa’ad.

Sepanjang pengetahuanku tidak ada bumi Allah yang lebih tandus darinya; ketika kami datang, kambingku tampak dalam keadaan kenyang dan banyak air susunya sehingga kami dapat memerasnya dan meminumnya padahal orang-orang tidak mendapatkan setetes air susupun walaupun dari kambing yang gemuk. Kejadian ini membuat orang-orang yang hadir dari kaumku berkata kepada para pengembala mereka: ‘celakalah kalian! Pergilah membuntuti kemana saja pengembala kambing putri Abu Zuaib mengembalakannya.’ Meskipun demikian, realitasnya, kambing-kambing mereka tetap kelaparan dan tidak mengeluarkan air susu setetespun sedangkan kambingku selalu kenyang dan banyak air susunya. Demikianlah, kami mendapatkan tambahan nikmat dan kebaikan dari Allah hingga tak terasa dua tahun pun berlalu dan tiba waktuku untuk menyapihnya.

Dia tumbuh besar namun tidak seperti kebanyakan anak-anak sebayanya; sebab belum mencapai usia dua tahun dia sudah tumbuh dengan postur yang bongsor. Akhirnya, kami mengunjungi ibunya dan dalam hati yang paling dalam kami sangat berharap dia masih berada di tengah keluarga kami dikarenakan keberkahan yang kami rasakan sejak keberadaannya dan itu semua kami ceritakan kepada ibundanya. Aku berkata kepadanya: ‘kiranya anda sudi membiarkan anak ini bersamaku lagi hingga dia besar, sebab aku khawatir dia terserang penyakit menular yang ada di Mekkah’. Kami terus mendesaknya hingga dia bersedia mempercayakannya kepada kami lagi”.
-selesai kisah dari Ibnu Ishaq–

Begitulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam akhirnya tetap tinggal di lingkungan kabilah Bani Sa’ad, hingga terjadinya peristiwa dibelahnya dada beliau ketika berusia empat atau lima tahun.

💎Peristiwa Pembelahan Dada💎

Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam didatangi oleh Jibril ‘alaihissalam saat beliau tengah bermain bersama teman-teman sebayanya. Jibril memegang beliau sehingga membuatnya pingsan lalu membelah bagian dari hatinya, kemudian mengeluarkannya segumpal darah bersamanya. Jibril berkata: ‘ini adalah bagian syaithan yang ada pada dirimu! Kemudian meletakkannya di dalam baskom yang terbuat dari emas dan mencucinya dengan air zam-zam, merapikan dan mengembalikannya ke tempat semula. Teman-teman sebayanya tersebut berlarian mencari ibu susuannya seraya berkata:‘sesungguhnya Muhammad sudah dibunuh!’. Mereka akhirnya beramai-ramai menghampirinya dan menemukannya dalam kondisi rona muka yang sudah berubah. Anas berkata: ‘sungguh aku telah melihat bekas jahitan itu di dada beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam ‘.

📚Sumber: Ar-Rahiq Al-Makhtum, Sirah Nabawiyah oleh Al-Mubarakfuri.

Saturday 20 February 2016

PANDANGAN ISLAM TENTANG BANCI

Oleh Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Lukman
Bagian 1

ISLAM adalah agama yang selalu memperhatikan kebaikan para hambanya. Tidak ada satu permasalahan pun yang berhubungan dengan manusia kecuali Islam telah memberikan solusi dan jalan keluarnya. Diantara permasalahan yang dialami oleh segelintir manusia adalah sifat banci atau laki-laki yang ada kecendrungan untuk mengikuti kaum wanita. Atau sebaliknya wanita yang memiliki sifat kelaki-lakian atau tomboy. Bagaimana pandangan Islam terhadap masalah ini? Temui jawabannya dalam lembaran berikut ini. Allohul Muwaffiq.

👠 Definisi Banci

Banci dalam bahasa arab disebut dengan Mukhonnats. Asal kata ini menunjukkan arti sesuatu yang patah, gemulai dan lembut. Sedangkan secara istilah, mukhonnats adalah laki-laki yang menyerupai wanita dalam hal jalannya, cara bicaranya, gemulai dan kelembutannya.

🌹 Banci Menurut Ulama Ahli Fikih

Siapakah sebenarnya yang disebut mukhonnats menurut para ahli ilmu? Berikut ini kami nukilkan ucapan para ulama madzhab dalam masalah ini;

🔸1.Madzhab Hanafi
Mukhonnats menurut kami adalah bila itu muncul karena dibuat-buat, meniru kaum wanita maka dia hukumnya seperti laki-laki, bahkan orang yang seperti ini termasuk orang fasik, hendaknya dijauhkan dari kaum wanita. Adapun orang yang dilahirkan dalam keadaan anggota badannya gemulai, ucapannya lembut dan dia tidak berhasrat kepada wanita juga tidak berbuat meniru-nitu gaya wanita, maka sebagian ulama kami memberi keringanan agar orang seperti ini dibiarkan bersama wanita.

🔸2.Madzhab Maliki
Bukanlah mukhonnats itu yang dikenal dengan perbuatan fasiknya, tapi mukhonnats itu adalah orang yang sangat mirip dengan perempuan karena bawaan lahir, hingga dia seperti perempuan dalam kelembutannya, berbicaranya dan pandangannya. Apabila sifatnya seperti ini dan dia tidak punya hasrat kepada kaum wanita, akalnya lemah, tidak peduli dengan urusan manusia maka dia termasuk golongan orang-orang yang tidak punya syahwat dan hasrat, maka dibolehkan untuk masuk menemui wanita.

🔸3.Madzhab Syafi’i
Mukhonnats adalah orang yang berperangai seperti wanita dalam gerakan dan keadaannya. Apabila hal itu bawaan dari lahir maka tidak berdosa.

🔸4.Madzhab Hanbali
Mukhonnats yang tidak punya syahwat hukumnya seperti hukum mahram dalam hal bolehnya melihat. Bila mukhonnats tersebut punya syahwat dan dia paham tentang perkara wanita maka hukumnya seperti orang lain.

🍂  Macam-macam Banci

Setelah kita memahami penjelasan para ulama tentang banci, maka bisa kita simpulkan bahwa banci ada dua macam;

🚦Banci bawaan lahir

Yaitu orang laki-laki yang ucapannya lembut, dan gerakan tubuhnya gemulai dan kemayu. Dia tidak dikenal dengan perbuatan jelek, maka orang yang seperti ini bukan orang yang fasik, tidak terkena laknat dan celaan yang ada dalam hadits-hadits Nabi.

🚦 Banci yang dibuat-buat

Yaitu laki-laki yang meniru-niru gaya perempuan dan membuat-buatnya. Dari ucapan yang dibuat-buat lembut, gerak badan yang dibuat gemulai, kemayu yang semua ini dilakukan dengan sengaja, atau sebaliknya wanita yang meniru gaya laki-laki (tomboy), maka keduanya  termasuk perbuatan tercela, termasuk maksiat, orang yang melakukannya berdosa dan fasik.

🍂 Faedah :
Bagaimana hukumnya dengan orang yang terlahir dalam keadaan memiliki kelamin ganda atau kelamin yang tidak jelas?

Dalam istilah ulama dikenal dengan bahasa Khuntsa Musykil. Orang yang seperti ini, jika memiliki kelamin ganda akan lebih mudah, karena ulama sepakat seseorang tidak mungkin jadi laki-laki atau perempuan secara bersamaan.

🔸Imam Ibnu Qudamah berkata: “Jika Khuntsa Musykil berkata; saya laki-laki, maka jangan dilarang untuk menikahi wanita, dia tidak boleh menikah kecuali dengan wanita. Demikian juga jika Khuntsa Musykil berkata; saya wanita, maka tidak boleh menikah kecuali dengan laki-laki. Khuntsa itu adalah orang yang di bagian depan tubuhnya memiliki kelamin ganda; kelamin laki-laki dan kelamin wanita, orang yang seperti ini pasti dia laki-laki atau wanita (tidak mungkin dua-duanya), tidak mungkin ada jenis yang ketiga. Dan Khuntsa itu ada yang musykil dan ada yang tidak musykil. Yang tidak musykil adalah orang yang punya kelamin ganda akan tetapi nampak padanya tanda-tanda laki-laki, maka dia laki-laki dan berlaku padanya hukum-hukum untuk laki-laki. Atau orang yang berkelamin ganda ini kelihatan tanda-tanda wanita, maka dia dihukumi wanita dan berlaku padanya hukum-hukum wanita. Jika Khuntsa ini musykil (bermasalah) tidak nampak tanda dan alamat dia laki-laki atau wanita, maka para sahabat kami berselisih tentang nikahnya”.

Wallohu'alam bis showab
Semoga yang sedikit ini bermanfaat

Repost oleh admin

💻 www.kajiantemanggung.com
📚 channel telegram https://goo.gl/foFM5Z
📦 Sunduq Dakwah BRI  0842-01-029843-53-2 (an. SUKAEMI)
👥 WA & Telegram Kajian Kadang Temanggung (0812 1015 2298)

Friday 19 February 2016

TERNYATA HANYA BABI YANG MENYUKAI SESAMA JENIS..... ‼

✖Melihatnya saja sangat menjijikkan! Maka sungguh HINA jika MANUSIA juga melakukannya ....‼

✌Pastikan # BAGIKAN status ini setelah sahabat dakwah membaca tulisan yang kami terbitkan ini...🆗

▶Babi adalah binatang yang bagi agama Islam diharamkan untuk memakannya, karena hal itu tertuang dalam kitab suci Al-Qur’an, yang artinya :

“Bahwasanya Alloh telah mengharamkan atas kamu bangkai, darah, daging babi,” (Q.S. Al-Baqarah 2:173)

❓Tentunya ada yang bertanya-tanya, mengapa babi diharamkan?

❓❓Bukankah semua ciptaan Allah itu baik dan ada manfaatnya? Lagipula daging babi rasanya sangat lezat, bahkan ada yang mengatakan daging babi adalah daging paling lezat.

▶Biasanya jawabannya adalah seputar kesehatan

▶Babi adalah binatang kotor yang pola hidupnya juga kotor, dan hampir semua orang sudah tahu tentang hal itu.

▶Jawaban tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan ketika makan daging babi tentu masih bisa membuat ragu bagi sebagian orang, terlebih dizaman modern dimana proses sterilisasi bisa dilakukan dengan mesin canggih.

Hingga ada sebuah dialog yang mempertanyakan hal tersebut.

▶Seorang pria non muslim asal Prancis yang juga penikmat babi bertanya kepada seorang ulama:

⏫“Umat Islam mengatakan bahwa babi haram, karena ia memakan kotoran dan sampah yang mengandung cacing pita, mikroba-mikroba dan bakteri-bakteri lainnya. Hal itu sekarang ini sudah tidak ada. Karena babi diternak dalam peternakan modern, dengan kebersihan terjamin, proses sterilisasi yang mencukupi.

🔼Bagaimana mungkin babi-babi itu terjangkit cacing pita atau bakteri dan mikroba lainnya? Ditambah lagi dimasak dengan suhu tinggi sehingga bila masih terdapat cacing pada daging babi dipastikan bisa mati”.

▶Dalam menjawab pertanyaan yang diajukan orang Prancis ini, seorang ulama dari Arab menjawabnya dengan meminta agar si penanya menyediakan:

1⃣3 ekor ayam terdiri dari 2 jantan dan 1 betina
3 ekor babi terdiri dari 2 jantan dan 1 betina

▶Lalu kemudian, 3 ekor ayam itu dimasukkan dalam 1 ruang kandang. Coba tebak apa yang terjadi?

💪Ayam jantan dan ayam jantan lainnya saling berkelahi dengan jantan memperebutkan si betina untuk dikawini, ayam jantan yang keluar sebagai pemenang berhak mengawini si betina.👍

▶Hal semacam itu sering juga kita lihat di kampung-kampung yang penduduknya memelihara ayam. Sering didapati ayam jantan berusaha saling adu kekuatan untuk memperebutkan betina untuk dikawini.

2⃣Lalu sang ustadz juga meminta agar 3 ekor babi yang sudah disediakan agar dimasukkan dalam 1 ruang kandang. Dan apakah yang terjadi?

▶Kedua pejantan babi itu malah saling bantu dalam menyetubuhi 1 babi betina, kedua jantan itu saling bantu satu sama lain. Bahkan terkadang, jantan sesama jantan bersetubuh melalui anusnya.

Dan yang lebih mengherankan lagi, ternyata anak babi yang sudah berumur cukup dewasa itu menyetubuhi betina yang ternyata ialah ibu kandungnya sendiri.

▶Dari sini, ustadz itu menjelaskan bahwa meski babi dianggap steril, tetap saja kelakuannya itu yang akan membawa dampak buruk pada si pemakan.

⏫Sang ustadz mengatakan:

“Karena itulah kalian pemakan daging babi sangat mudah terjangkiti penyakit seks bebas, anak dibawa orang lain tak dikenal, istri dipeluk cium orang lain tapi tidak marah, selingkuh asal suka sama suka sudah merupakan hal biasa, tak jarang diantara kalian melegalkan pernikahan sesama jenis, ini sudah seperti tingkah kaum nabi Luth yang di azab!”.

▶Babi adalah hewan yang kerakusannya dalam makan tidak tertandingi hewan lain. Ia makan semua makanan di depannya. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi, untuk memuaskan kerakusannya.

▶Ia memakan sampah, busuk-busukan, dan kotoran hewan. Ia adalah hewan mamalia satu-satunya yang memakan tanah, memakannya dalam jumlah besar dan dalam waktu lama, jika dibiarkan.

▶Sehingga bagi umat Islam, manusia sebagai makhluk paling sempurna tentu sangat merasa terhina jika harus memakan daging binatang yang kotor jasad dan perilakunya.

♻Dari segi ilmiah pun diperoleh kenyataan bahwa babi tetap saja tidak steril karena penyakit babi terdapat pada DNA-nya hingga sebersih apapun perawatan dan kandangnya maka tetap saja penyakit babi tetap ada dan tak dapat dihilangkan....‼

☝Satu lagi yang perlu diperhatikan bahwa DNA babi sangat mirip sekali dengan DNA manusia.

▶Bahkan seorang penjahat kanibal di Jerman yang tertangkap kemudian ditanya: “Seperti apa rasanya daging manusia? Dia menjawab: Seperti daging babi”.

▶Hal lain yang perlu diketahui juga bahwa cacing-cacing bahkan telurnya saja tidak akan mati meski daging babi dimasak dengan suhu 100 derajat celcius. Cacing hanya akan mati jika dimasak dengan suhu yang jauh lebih tinggi, namun suhu yang terlalu tinggi akan merusak daging dan malah daging tersebutlah yang berbahaya bagi manusia meski cacing-cacingnya mati.

▶Sedangkan babi diciptakan tak lebih hanya sebagai pembelajaran bagi manusia.

✌#BAGIKAN SEMOGA BERMANFAAT....

❣Dan para pelaku LGBT disegerakan TAUBATNYA dan kembali pada Ajaran yang benar....Aamiiin

Thursday 18 February 2016

"SUATU HARI DI MAJELIS IMAM MALIK"

Lebih dari 6 tahun yang lalu, tepatnya pada waktu dhuha tanggal 7 November 2009 M, untuk pertama kalinya diri ini menapakkan kaki di kampus impian penuntut ilmu.

Tak terasa semua berjalan begitu cepat..
Dan kini... Waktuku telah berada dipenghujung senja. Terlalu banyak kenangan di kota ini.

Sebelum matahari benar-benar tenggelam, saya ingin menceritakan kembali sebuah kisah yang sampai saat ini selalu menjadi inspirasi sekaligus pemicu semangat bagi saya selama berada di kota ini. Cerita ini tentang pemuda Andalus yang menyimpan kerinduan mendalam agar bisa belajar di kota nabi.

Yahya bin Yahya Al Laitsi, begitulah orang-orang memanggilnya. Pemuda itu lahir dan dibesarkan di bumi Andalus yang jauh di dataran barat Eropa.
Sejak menapakkan kakinya di jalan ilmu, hatinya telah memendam keinginan untuk melakukan Rihlah (pengembaraan) dalam rangka menuntut ilmu. Rihlah sudah menjadi tradisi penuntut ilmu dimasa itu.

Setelah merasa cukup dengan ilmu yang didapat di negeri asalanya, akhirnya ia bertekad untuk mewujudkan keinginan yang dipendamnya selama ini.
Pilihannya jatuh ke kota Madinah, tempat dimana Imam Malik bin Anas –rahimahullah- tinggal dan mengampuh majelis ilmu.

Andalus dan Madinah memang bukan jarak yang dekat, seperti halnya Madinah dan Indonesia. Ditambah lagi transportasi dimasa itu sangat sulit. Namun tekadnya sudah benar-benar bulat. tatapannya hanya tertuju pada satu arah, Madinah Nabawiyah. Semua itu tentunya berbayar. Karena bagi seorang Yahya, rihlah berarti melupakan sejenak keindahan Andalus dan bersabar menghadapai kenyataan hidup di dataran Hijaz yang tandus. Namun tekad kuat yang disertai keikhlasan telah membuat jarak yang jauh itu terasa dekat, ruang dan waktu seolah sempit, serta keindahan kampung halaman tak lagi berarti.

Setibanya di Madinah, tanpa basa-basi pemuda Andalus itu langsung duduk dimajelis Imam Malik bin Anas, seolah tak ada waktu rehat baginya. Dalam benaknya meninggalkan keluarga, sanak saudara dan kampung halaman bukanlah pengorbanan yang kecil, sehingga terlalu mahal bila harus mengambil rehat sejenak karena letih setelah melakukan perjalanan yang jauh.

Hari-hari di Madinah dilaluinya dengan semangat yang tak kenal kendor, semua itu demi mengurai benang asa yang dirajutnya dulu di tanah air tercinta, bumi Andalus. Hingga suatu hari, saat tengah mendengarkan kajian Imam Malik, tiba-tiba ada serombongan musafir memasuki Madinah.
Imam Ad Dzahabi menuturkan, "Saat itu para musafir datang membawa gajah. Murid-murid Imam Malikpun berhamburan keluar untuk melihat gajah tersebut dari dekat.
Semua beranjak, kecuali Yahya bin Yahya. Ia tetap duduk dan memandang ke satu arah, kemana lagi kalau bukan kearah Imam Malik. Melihat hal itu Imam Malik mendekat dan bertanya, ”mengapa engkau tidak keluar untuk melihat gajah?”. Yahya menjawab,”aku jauh-jauh datang dari Andalusia hanya untuk melihat anda (menuntut ilmu), bukan untuk melihat gajah”. Keteguhan itu membuat Imam Malik berdecak kagum. Sejak peristiwa itu Imam Malik menjulukinya ‘aqilul andalus’ (lelaki berakal dari Andalusia).

Sahabat… Kisah Yahya bin Yahya bukan soal suka atau tidak suka melihat gajah, namun ada pesan lain disana, yaitu tentang sikap yang harus diambil saat seorang penuntut ilmu mulai tergoda oleh hal-hal yang tidak seharusnya membuatnya berpaling sedikitpun dari cita-cita awalnya.

Dalam meraih asa, betapa sering langkah kita terhenti oleh hal-hal yang tidak terlalu penting. Kadang semangat untuk menjadi berarti itu kendor hingga titik nadir lantaran keteledoran yang mulanya sebatas iseng-iseng saja. Iseng-iseng main game, iseng-iseng ngetravel, atau mungkin terbawa mental taswif ‘nanti dulu’, sebentar dulu, hingga akhirnya semangat awal yang telah dipupuk ditanah air perlahan-lahan redup. Ibarat pepatah "layu sebelum berkembang", bukan karena terik dan tandusnya Madinah, namun karena tandusnya jiwa, rapuhnya azam karena gagal menata niat dan motivasi sebelum datang ke kota Madinah ini.

Kawan… Kisah Yahya Al Yahya hanyalah satu dari sekian kisah penuntut ilmu yang pernah singgah di kota ini. Kisah ini mengajak kita untuk selalu terjaga dan sepenuhnya sadar arti kehadiran kita di negeri ini.

Yahya bin Yahya tidak hanya mengajari kita soal uluwul himmah (obsesi yang tinggi), namun dia juga mengajari kita soal kesadaran diri agar terampil menata jiwa dihadapan cita-cita supaya tidak keluar dari tujuan semula.
Bukankah Imam Malik menghentikan pelajaran sejenak dan membiarkan murid-muridnya melihat gajah itu.?
Namun filosofi luhur dibalik pilihan seorang Yahya mencerminkan kecerdasan tentang bagaimana seorang muslim memahami godaan-godaan konsistensi yang membuat raga terhenti mengejar asa.
Begitulah seharusnya kita menata jalan cita-cita selama di negeri ini. Ingat kawan kita tidak punya waktu yang lama. Ilmu lebih banyak dari waktu yang kita miliki.
Kata seorang salaf:

العلم إذا أعطاك كلك لا يعطيك إلا بعضه

Ilmu itu, bila semua potensimu kau curahkan untuk meraihnya dia tidak akan memberimu melainkan setengahnya saja.

Nah Bagaimana kalau kita setengah-setengah…?

Sebagai penuntut ilmu syar'ie menata cita-cita adalah sebuah keharusan. Karena di jalan ilmu inilah hidup seorang penuntut ilmu menjadi berarti.

"Aku datang untuk menuntut ilmu bukan untuk melihat gajah."

Andalus dan Madinah terlampau jauh untuk sekedar melihat gajah,
seperti halnya Madinah dan Indonesia.

Ilustrasi: Salah Satu Sudut Universitas Islam Madinah
___________________
Riyadh 28 shafar 1436 H
Repost 09-05-1437 H
ACT El Gharantaly


Repost 8 jumadal awal 1437

💻 www.kajiantemanggung.com
📚 Channel Telegram https://goo.gl/foFM5Z
👥 WA & TG Kajian Kadang Temanggung (+6281210152298)
📦 Sunduq Dakwah BRI  0842-01-029843-53-2 (an. SUKAEMI)

KESALAHAN FATAL - TAK BENAR MEMBACA ALFATIHAH


BENAR.
بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan Nama ALLAH Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

SALAH
بسم الله الرهمن الرهيم
Dengan Nama ALLAH Maha Menurunkan penyakit melalui hujan gerimis yg berkepanjangan.

Jangan menyamakan hح dengan Hه

BENAR
الحمد لله رب العالمين
Segala Puji hanya untuk ALLAH  Tuhan Pemelihara Alam semesta.

SALAH
الهمد لله رب الآلمين
Segala diam, pasif dan mati untuk ALLAH Tuhan Pemelihara segala penyakit.

Jangan menyamakan ع dengan ؤ ئ أ

BENAR.
الرحمن الرحيم
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

SALAH
الرهمن الرهيم
Maha Menurunkan penyakit melalui hujan gerimis yg berkepanjangan.

BENAR
مالك يوم الدين
Yang Menguasai hari pembalasan.

SALAH
مالكي يوم الدين
Yang Menguasaiku / Yang menjadi Tuhanku adalah hari pembalasan. (bukan ALLAH tuhanku).
nb : memberi spasi di MALIKI ,-, YAUMIDDIN  saat membaca ayat ini adalah sama dengan memanjangkan bacaaan مالك menjadi مالكي.

BENAR
إيّاك نعبد و إيّاك نستعين
Hanya kepadaMu kami menyembah, dan hanya kepadaMu kami memohon pertolongan.

SALAH

إيياكا نأبد و إيياكا نستئين
Kami lebih abadi dari Engkau, dan kami minta perpanjangan waktu.

Jangan memanjangkan bacaan pendek dan jangan memendekkan bacaan panjang

Jangan menukar ع dengan إ ؤ ئ / ء

BENAR
اهدنا الصراط المستقيم
Tunjuki kami jalan yg lurus

SALAH
اهدنا السرات المستكيم
Berikan kami sertifikat segundikan seperti gundukan punuk onta.

Jangan mengganti
ص dengan س
ط dengan ت
ق dengan ك

BENAR
صراط الّذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضآلّين
yaitu jalan orang orang yg Engkau berikan nikmat, bukan jalan orang orang yg Engkau murkai dan bukan jalan orang orang yg sesat.

SALAH
سرات الذين أنئمت أليهم كير المكدوب أليهم ولا الدآلّين
yaitu sertifikat org org yg kau beri seperti auman singa yg keras dan sertifikat seujung kuku dan sertifikat yg ngeles.

Jangan menukar
ص dengan س
ع dengan ئ ؤ أ ء
غ dengan ك
ض dengan د

Sumber:
Jalinan Keluarga Dakwah

Shirah Shahabiyah : AISYAH BINTI ABU BAKAR

📜Aisyah r.a, ia memiliki nama lengkap Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq Ibnu Abi Quhafah Ibn ‘Amr Ibn Ka’ab Ibnu Sa’id Taimi Ibn Marrah Ibnu Ka’ab Ibn Lu’ay.
Aisyah r.a lahir di Makkah sekitar empat atau lima tahun kenabian.  Aisyah r.a berkulit putih bersih dan parasnya sangat cantik sehingga di juluki Al Humaira'  dan diberi kunyah Ummu Abdillah. Selain itu, Rasulullah juga sering memanggil Aisyah r.a dengan sebutan “Bintush-Shidiq” (putri Ash-Shiddiq, yakni Abu Bakar).

🌷Ayah Aisyah r.a bernama Abu Bakar Ash-Shiddiq. Sahabat yang paling dicintai Nabi dan Khalifah pertama sesudah wafatnya Nabi. Abu Bakar dikenal dengan sifatnya yang pemurah, berani, jujur dan dermawan. Ia seorang tokoh Quraisy yang sangat disegani dan dihormati dikalangannya.

💟Ibu Aisyah r.a bernama Ummu Ruman binti Amir Al-Kinanah, termasuk wanita-wanita besar dari kalangan sahabat. Saudara perempuan kandungnya adalah Asma' binti Abu Bakar dan suami saudara perempuanya yaitu Zubair bin Awwam. Kakeknya dari pihak ayah adalah Abu Quhafah dan neneknya dari pihak ayah adalah Ummul Khair Salma binti Shakr yang turut masuk islam dan menjadi sahabat wanita Rasulullah SAW. Saudara kandung lelakinya adalah Abdurrahman bin Abu Bakar, seorang lelaki pemberani dan ahli memanah tersohor.

🔰Aisyah r.a tumbuh dan berkembang di lingkungan yang dijiwai oleh kebenaran islam, karena ia terlahir setelah Islam datang. Ayah dan ibunya termasuk kelompok yang pertama masuk Islam. Aisyah r.a sangat beruntung karena tidak pernah mendengar suara kekafiran dan kemusyrikan di rumahnya. Mengenai hal ini Aisyah r.a berkata : “Ketika pertama kali aku mengenal ayah-ibuku, keduanya telah memeluk Islam”.

💫Masa kecil Aisyah r.a sama seperti anak-anak lain pada umumnya. Ia suka bermain bersama teman-temannya. Boneka dan ayunan adalah permainan yang paling ia gemari. Akan tetapi Aisyah r.a bukan anak kecil biasa. Ia dapat mengingat dengan baik apa yang terjadi di masa kecilnya, termasuk hadits-hadits yang ia dengar dari Rasulullah SAW, bahkan ia bisa mengingat ayat al-Qur’an yang ia dengar saat ia masih kecil.

💕Rasulullah SAW menikahi Aisyah r.a setelah kepergian Khadijah. Sebelum menikah dengan Aisyah r.a, Rasulullah SAW pernah bermimpi didatangi oleh malaikat yang membawa secarik kain sutra yang berisi gambar Aisyah r.a, Bukhari meriwayatkan kisah itu sebagai berikut :

💞“Sebelum menikahimu, aku pernah melihatmu dua kali di dalam mimpi. Aku melihat malaikat membawa secarik kain yang terbuat dari sutra. Ku katakan kepadanya, ‘singkaplah’. Malaikat itu pun menyingkapnya, dan ternyata kain itu memuat gambarmu. Lalu ku katakan ‘jika ini merupakan ketetapan Allah, maka Dia pasti akaan membuatnya terjadi’. Pada kesempatan lain, aku kembali melihatnya datang membawa secarik kain yang terbuat dari sutra. Maka ku katakan kepadanya, ‘singkaplah’ dan ternyata kain itu memuat gambarmu. Lalu aku berkata ‘jika ini merupakan ketetapan Allah, maka Dia pasti akaan membuatnya terjadi."

🌼Aisyah r.a menikah dengan Rasulullah SAW pada usia 6 tahun. Namun Ia baru hidup bersama Rasulullah SAW pada usia 9 tahun, yaitu pada 3 tahun setelah pernikahannya, ketika ummat Islam telah berhijrah ke Madinah.

🍀Sejak itu Aisyah r.a memulai kehidupan berumah tangganya bersama Rasulullah SAW yang sangat ia cintai. Aisyah r.a tinggal bersama dengan Rasulullah di sebuah kamar yang sempit di perkampungan Bani Najjar di sekeliling masjid Nabawi. Rumah yang jauh dari kata sejahtera dan nyaman apalagi istana yang mewah. Luas kamar Aisyah r.a kira-kira enam atau tujuh hasta. Dindingnya terbuat dari tanah liat. Atapnya terbuat dari pelepah daun kurma. Tidak dapat dipungkiri, kediaman Aisyah r.a bersama Rasulullah  memang jauh dari kemewahan duniawi, tapi lewat rumah inilah terpancar sumber cahaya Ilahi bagi pemiliknya.

📝Aisyah r.a adalah salah satu orang yang paling dicintai oleh Rasulullah. Para sahabat megetahui dan mengakui hal itu. Jika mereka hendak memberikan hadiah kepada Rasulullah SAW, maka mereka akan memilih hari dimana Rasulullah SAW sedang bersama Aisyah r.a.

Rasulullah pernah ditanya seorang sahabat mengenai siapa orang yang paling beliau cintai. Beliau menjawab ‘Aisyah r.a’. kemudian sahabat menjelaskan bahwa yang ia maksud adalah dari kaum laki-laki. Maka Rasulullah SAW pun menjawab ‘Ayah Aisyah r.a (Abu Bakar).

Rasulullah SAW mempunyai perhatian lebih dan memberikan keutamaan kepada Aisyah r.a Rasulullah bersabda :

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَمَلَ مِنْ الرِّجَالِ كَثِيرٌ وَلَمْ يَكْمُلْ مِنْ النِّسَاءِ إِلَّا مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ وَآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ وَفَضْلُ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ

📜“Dari Abu Musa Al-Aasy’ari dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: Banyak lelaki yang sempurna, tetapi belum ada wanita yang sempurna kecuali Maryam binti Imran dan Asiyah isteri Fir’aun. Keutamaan Aisyah atas wanita-wanita lain laksana keutamaan roti atas makanan-makanan lain."

✒Rasulullah SAW banyak menghabiskan waktunya di samping Aisyah r.a. di sisi lain Rasulullah SAW sering kali menerima wahyu pada saat bersama Aisyah r.a. ketika menderita sakit Rasulullah SAW selalu bertanya di mana beliau esok hari. Beliau seakan tidak sabar menunggu gilirannya di rumah Aisyah r.a. maka istri-istri yang lain mengizinkan beliau memilih tempat beliau akan dirawat di mana pun beliau suka. Rasulullah SAW pun memilih dirawat di rumah Aisyah r.a hingga akhirnya beliau wafat.

🎍Aisyah r.a beruntung karena memperoleh kehormatan untuk menjadi sahabat sekaligus istri yang paling dekat dengan Rasulullah SAW sejak kecil hingga masa remajanya. Selama kurun waktu itu Aisyah r.a menjalani hidup di bawah bimbingan dan asuhan Rasulullah, seorang Nabi agung yang diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Lewat pendidikan yang ia terima dari Rasulullah SAW, Aisyah r.a mampu mencapai kesempurnaan akhlak. Oleh karena itu tidak mengherankan jika Aisyah r.a menjadi sosok teladan bagi muslimah sejati. Ia memiliki sifat zuhud, wara’, taat pada agama, dermawan dan murah hati serta senantiasa bersikap penuh kasih sayang kepada sesamanya.

📎Aisyah r.a adalah sosok perempuan yang qana’ah. Ia menjalani hidup yang miskin dan bersahaja bersama Rasulullah SAW. Meskipun begitu, ia tak pernah mengeluh. Bahkan ketika para istri Nabi yang lain meminta tambahan jatah pangan pada saat perbendaharaan ummat Islam dibanjiri oleh harta yang melimpah ruah, Aisyah r.a sama sekali tidak mengajukan permintaan penambahan nafkah.
Aisyah r.a hidup dalam keadaan zuhud dan qana’ah. Ia tidak memakai baju maupun perhiasan yang mewah. Makanan yang lezat atau kehidupan yang nikmat merupakan sesuatu yang jauh dari kehidupan Aisyah r.a. Ia sangat berhati-hati dengan kemewahan duniawi yang melenakan. Itulah sebabnya Aisyah r.a enggan menerima kiriman hadiah untuk dirinya sendiri, baik itu berupa pakaian yang indah, mewah dan mahal harganya atau berupa makanan yang lezat citarasanya. Kehidupan Aisyah r.a yang sederhana terus berlangsug hingga ia wafat.
Selain sikap zuhudnya yang luar biasa, Aisyah r.a juga sosok yang sangat terkenal dengan kedermawanannya. Sifat ini ia warisi dari ayahnya, Abu Bakar. Keluarga Abu Bakar Ash-Shiddiq memang dikenal sebagai keluarga yang dermawan, seluruh hartanya diberikan untuk kepentingan dakwah Islam. Di luar itu semua, Aisyah r.a juga beruntung mendapat teladan langsung dari Rasulullah SAW, orang yang sangat peduli pada kaum dhuafa.
Urwah juga megatakan bahwa Muawiyah pernah mengirim utusan yang membawa 100.000 dirham untuk Aisyah r.a, dan ia bersaksi demi Allah, tidaklah matahari terbenam pada hari itu kecuali Aisyah r.a telah membagikan harta itu seluruhnya. Begitulah sikap dermawan pada diri Aisyah r.a, bahkan sampai ia lupa menyisihkan untuk dirinya sendiri.

🍁Adapun dalam hal ibadah, ketekunan dan kekhusyuan Aisyah r.a banyak dipengaruhi oleh ibadah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, karena Aisyah r.a adalah orang yang paling dekat dengan beliau. Aisyah r.a lah yang banyak membawakan hadits-hadits yang disampaikan kepada orang banyak dengan cara yang amat sempurna, cermat serta jelas, utamanya bekenaan dengan ibadah Nabi yang khas, sampai kepada hal-hal yang sangat detail.

💠Aisyah r.a melaksanakan ibadah, termasuk ibadah-ibadah sunnah secara konsisten dan terus menerus. Ia tidak pernah meninggalkan sholat tahajud. Jika ia tertidur atau lupa sehingga tidak melaksanakan sholat malam, maka ia akan melaksanakannya sebleum sholat subuh. Aisyah r.a juga menganjurkan kepada setiap orang agar melakukannya pada setiap malam secara istiqomah. Aisyah r.a juga sangat gemar melakukan puasa sunnah secara beuntun. Ia melalui sebagian besar harinya dengan berpuasa. Bahkan ketika kondisinya sangat lemah sampai harus disiram air, ia tetap tidak bergeming untuk membatalkan puasanya. Adapun untuk pelaksanaan ibadah haji, Aisyah r.a selalu mengerjakannya setiap tahun. Tidak terhitung berapa kali ia menunaikan ibadah haji dan umrah. Aisyah r.a pernah melakukan haji bersama Rasulullah SAW pada waktu haji wada’.

⚠Namun demikian, Aisyah ra juga pernah mengalami cobaan yang sangat berat dengan tuduhan bohong terhadap dirinya. Tuduhan bohong itu telah menorehkan luka yang sangat dalam di hati Aisyah ra. Sejak tuduhan itu tersebar aisyah ra juga seluruh keluarga Nabi SAW dan keluarga Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a menjalani hari-hari yang sangat berat dan menyesakkan dada. Kondisi ini berlangasung selama satu bulan.

💧Dan berkat kesabaranya yang luar biasa, akhirnya Allah SWT mengumumkan kesucian Aisyah r.a dengan turunya wahyu, dalam wahyu itu Allah menurunkan firman-Nya, "Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu..."(Q.S. An Nur :11) hingga lengkap 10 ayat.

💓Aisyah r.a sangat bijak dan prihatin dalam mengatur kehidupannya. Ia selalu menjaga agar hidupnya berlangsung seperti dan dalam suasana semasa Rasulullah SAW masih hidup di sampingnya. Hal tersebut tetap berlaku hingga Aisyah r.a menyusul kepergian Rasulullah SAW.

😭Aisyah r.a wafat tepat pada tanggal 17 Ramadhan tahun 58 H. Sebelum wafat Aisyah r.a berpesan agar ia dikuburkan pada malam hari, maka malam itu juga jasad aisyah dimakamkan tepat setelah shalat witir.  Ia juga berwasiat agar dirinya tidak dikuburkan bersama Rasulullah saw, Abu Bakar dan Umar di kamarnya karena ia merasa tidak layak mendapat kehormatan tersebut disebabkan aisyah melakukan suatu kesalahan yaitu terlibat dalam perang jamal. Ia ingin dikuburkan di Baqi’ bersama sahabat-sahabat lainnya.

🌻Pada waktu itu Abu Hurairah sedang menjabat sebagai gubernur sementara kota Madinah. Ia pun mengimami sholat jenazah. Kemudian jenazah Aisyah r.a dikebumikan di Baqi’ sesuai dengan wasiatnya. Kaum muslimin turut serta mengantarkan jenazahnya sampai ke pemakaman.
Pada malam Aisyah r.a wafat, para perempuan berkumpul di Baqi’, seakan-akan malam itu adalah hari raya. Tidak pernah ada orang berkumpul sebanyak itu pada suatu malam kecuali pada malam wafatnya Aisyah r.a. salah satu lentera ilmu telah padam untuk selamanya. Semua orang tenggelam dalam kesedihan seakan-akan mereka kehilangan ibu kandungnya sendiri.

Wallahu'alam bisshowwab.

________________________________
   AIHQ PREMIUM DK PSDM
           🌵🏠ODOJ🏠🌵
________________________________

Wednesday 17 February 2016

Wafatnya Abdullah Ayahanda Rosulullah


Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam belum pernah melihat ayahnya yang telah meninggal dunia di Madinah, ditengah-tengah keluarga paman dari pihak ibunya dari Bani 'Adi bin Najjar. Pada saat ada kepentingan dagang, lalu ia jatuh sakit ketika ia hendak kembali. Dan akhirnnya meninggal dunia, lalu dikubur disana. Dan riwayat yang paling kuat adalah perkataan Az-zuhri secara mursal : "Abdul Muthalib mengutus Abdullah bin Abdul Muthalib mengurus kurma yang dibawa dari yatsrib lalu Abdullah meninggal dunia ditengah perjalannya.Tidak lama kemudian Aminah melahirkan Rasululloh dan beliau berada dibawah asuhan kakeknya, Abdul Muthalib. Ada sebuah hadist yang sesuai dengan perkataan Az-zuhri yaitu diriwayatkan oleh Qais bin Makhramah seorang sahabat yang menyebutkan kelahiran Rasululloh, ia berkata : "Ayahnya meninggal dunia ketika ibunya sedang mengandungnya."( Al-hakim, Al-mustadrak 2:605).
Yang Masyhur bahwa Nabi dilahirkan dalam keadaan yatim. Ibnu katsir berkata : "Ini merupakan keyatiman yang sangat baik dan palinh tinggi derajatnya"(ibnu katsir, As-sirah 1:260).
Dan didalam Alquran telah disebutkan keyatiman beliah : "Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu dia melindungimu?"(QS. Ad-dhuha : 6).

💫Perihal kehamilan Aminah💫

Ada riwayat-riwayat yang sebagiannya menguatkan sebagian yang lain sampai derajat hasan, seputar masalah kelahiran beliau yang menyatakan bahwa ketika Aminah melahirkan, ia melihat seberkas cahaya keluar dari dirinya dan menerangi istana-istana Bushra di negeri Syam

🍼Wanita-Wanita yang pernah menyusui Nabi🍼

Dalam hadist shahih dinyatakan bahwa tsuwaibah -hamba sahaya abu lahab- pernah menyusui beliau. Dinyatakan dalam suatu riwayat bahwa paman beliau Hamzah bin Abdul Muthalib adalah saudara sepersusuan beliau. Adapun riwayat tentang Halimah As-Sa'diyah yang menyusui beliau dr Bani saad dan keberkahan yang beliau didusun bani sa'ad dan keberkahan yang beliau bawa, maka riwayat ini terdapat hampir diseluruh buku-buku sirah, baik yang kuno maupun yang baru, dan yang pertama kali menampilkan ini dalam buku sirah adalah Muhammad bin Ishaq (wafat 151 H).
Dan penyusuan nabi kepada Halimah As-Sa'diyah di Bani Sa'ad tetap kuat periwayatannya karena didukung oleh riwayat-riwayat dari jalan lain.

________________________________
   AIHQ PREMIUM DK PSDM
                       ODOJ
________________________________

Tuesday 16 February 2016

Ayat Pilihan Hari Ini


وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan membukakan jalan keluar baginya,
Dan dia memberikan Rezeki dari arah yang tidak disangka, dan Barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
(Q.S At Thalaq: 2-3)

Sesungguhnya, taqwa adalah pangkal segala urusan. Hati yang takut kepada Allah tidak akan pernah bermaksiat kepada-Nya dan tidak akan ada kesempitan yang menimpanya.

Didalam syarah ilya dari kitab Ma'rifatus Shahadah, Syaikh Abu Nu'aim mengatakan bahwa sayyidina Basith Radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Baginda Nabi Muhammad Saw bersabda,
"Rumah rumah yang didalam nya terdapat tilawah Al Qur'an akan terlihat bersinar bagi para penduduk langit, sebagaimana bintang bintang terlihat bersinar bagi penduduk bumi". Hadits ini telah di ringkas dari kitab At Targhib.

Dari Sayydina Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu ia berkata " Ya Rasulullah wasiatilah saya." beliau bersabda, "Bertaqwalah kepada Allah Swt, sesungguhnya taqwa adalah pangkal dari semua urusan, saya berkata, " Ya Rasulullah, tambahkan lagi nasihat untuk saya. "Beliau bersabda, bacalah Al Qur'an, karena ia adalah Nur bagimu didunia dan simpanan bagimu di akhirat" (HR Ibnu Hibban)

Sayyidina Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu bertanya lagi, "Ya Rasulullah wasiatilah saya!" pertama-tama baginda Rasulullah mewasiatkan taqwa kepada saya. Lalu beliau bersabda taqwa adalah dasar dan pangkal segala urusan." saya berkata "Ya Rasulullah tambahkan lagi!" Beliau bersabda, "perbanyaklah membaca Al Qur'an dan mengingat Allah SWT, karena itu Nur di dunia dan simpanan di akhirat. " saya berkata tambahkan lagi!" beliau bersabda "jangan banyak tertawa, karena tertawa akan mematikan hati dan menghilangkan Nur di wajahmu (merugikan Jasmani dan Rohani)." Beliau bersabda lagi, "pentingkanlah jihad, karena jihad adalah kerahiban umatku (dalam umat dahulu rahib adalah orang yang memutuskan seluruh hubungan dengan dunia dan hanya konsentrasi ibadah kepada Allah SWT). Saya meminta tambahan lagi. Beliau bersabda "Perbanyaklah bergaul dengan orang-orang miskin. Jadikanlah mereka sebagai teman. Selalulah duduk bersama mereka." Saya meminta tambahan lagi. Beliau bersabda "Lihatlah selalu orang orang dibawahmu (agar kamu terbiasa bersyukur), dan jangan melihat yang diatasmu sehingga kamu akan meremehkan nikmat Allah, saya meminta tambahan lagi beliau bersabda " Hendaklah keburukanmu menahanmu dari mencaci orang lain. Janganlah mencari aib orang lain, sedangkan kamu sendiri melakukannya. Cukuplah sebagai bahan untuk mencela dirimu bahwa kami melihat aib orang lain, sedangkan aib itu ada pada dirimu, tetapi kamu tidak menyadarinya atau kamu mengoreksi kesalahan orang lain, sedangkan kamu sendiri melakukannya."
Di kutip dari grup wa ODOJ

Meniti Langkah Menuju Ahlul Qur'an


بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

لَا حَسَدَ إِلَّا عَلَى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ هَذَا الْكِتَابَ فَقَامَ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَتَصَدَّقَ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ

Rasulullah ﷺ bersabda :
"Tidak ada hasad (iri hati) kecuali kepada dua orang yaitu kepada seseorang yang Allah karuniakan Al-Kitab (Al Qur'an), lalu ia melaksanakannya (membacanya,  mentadabburinya, menghafalkannya dan mengamalkannya) siang maupun malam dan kepada seseorang yang Allah karuniakan harta lalu ia bersedekah pada waktu siang dan malam."
(Muttafaq 'alaih)

🌴Setiap orang yang beriman wajib merenungi hadist ini, agar dirinya menyadari kadar keimanannya kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa dan hari akhirat.

🌴Hal diatas sekaligus untuk mendeteksi dirinya terhadap kecenderungannya, mana yang dia cintai, apakah ia lebih mencintai akhirat daripada dunia ataupun sebaliknya.

🌴Hadist diatas juga memberi peringatan agar jangan sampai orang yang telah mengaku beriman tidak memiliki keinginan untuk hidup secara intensif berinteraksi dengan Al Qur'an yang telah jelas-jelas menjamin kehidupan yang penuh rahmat dan berkah dari Allah Subhanahu wa Ta'aalaa. Dan jangan pula menjadi orang yang beriman yang tidak memiliki keinginan untuk menginfaqkan hartanya di jalan Allah Subhanahu wa Ta'aalaa.

🌴Jika kita melihat teman atau saudara kita yang diberi karunia Al Qur'an, maka jangan sampai kita tidak memiliki keinginan untuk mengikuti jejaknya. Karena jika keinginan seperti ini tidak ada dalam diri kita,
maka menandakan jauhnya pemahaman dan penerimaan kita terhadap Al Qur'an sebagai karunia besar dari Allah Subhaanahu wa  Ta'aalaa yang menurunkan kenikmatan yang abadi bagi manusia. Kalau keinginan itu tidak ada maka bagaimana mungkin kita akan berdo'a meminta kepada Allah Subhanaahu  wa ta'aalaa, apalagi melakukan aktivitas interaksi dengannya.

🌴Mereka yang tidak mempunyai keinginan terhadap dua kenikmatan diatas, bisa jadi dirinya telah menjadi orang yang sangat terlena dengan kehidupan dunia. Atau bisa juga tak memiliki kepedulian terhadap kehidupan masa depannya, yakni kehidupan akhiratnya.

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.
(QS. Ar-Rum : 7)

🌴Agar dapat memiliki keinginan diatas maka kita harus membekali diri dengan :

1. Ilmu Syar'i , terutama kandungan Al Qur'an , walaupun tidak mendalam, sehingga kita merasakan kemuliaan Al Qur'an dan nilai hidayahnya yang tinggi.

2. Megenal Allah subhanahu wata'ala, melalui ayat-ayatNya dengan lebih mendalam dengan cara yang variatif , seperti dzikir, sholat , menghadiri kajian2 Tafsir Qur'an , dan merenungkan isi Al Qur'an.

3. Membaca siroh kehidupan Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya, sehingga kita dapat mengenal beliau dan para sahabatnya, bagaimana sikapnya dan para sahabat dalam memuliakan Al Qur'an dan orang-orang yang bersahabat dengan Al Qur'an.

4. Mengenal Al Qur'an lebih dalam lagi tentang keutamaannya, baik untuk kehidupan dunia, terlebih lagi untuk kehidupan akhirat , sehingga kita selalu berusaha mempersiapkan bekal untuk Akhirat kelak.

  وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ 

_______________________________
   AIHQ PREMIUM DK PSDM
                     ODOJ

Hadist Pilihan Hari ini


بسم الله الرحمن الرحيم
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda:

ﻭَﺍﻟَّﺬِﻯ ﻧَﻔْﺴِﻰ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻼً ﻗُﺘِﻞَ ﻓِﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺛُﻢَّ ﺃُﺣْﻴِﻰَ ﺛُﻢَّ ﻗُﺘِﻞَ ﺛُﻢَّ ﺃُﺣْﻴِﻰَ ﺛُﻢَّ ﻗُﺘِﻞَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺩَﻳْﻦٌ ﻣَﺎ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻘْﻀَﻰ ﻋَﻨْﻪُ ﺩَﻳْﻨُﻪُ

"Demi Allah, yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya ada seseorang yang terbunuh di jalan Allah, lalu dia dihidupkan kembali, kemudian terbunuh lagi (di jalan Allah), lalu dia dihidupkan kembali, kemudian terbunuh lagi (di jalan Allah), sementara dia masih memiliki utang, dia tidak masuk surga sampai utangnya dilunasi.'” (HR. Nasa’i 4701 dan Ahmad 22493; dihasankan al-Albani).

اللهم صل على محمد وعلى ال محمد وصحبه اجمعين

PENUNTUT ILMU SYAR'I SELALU DALAM KEADAAN BERIBADAH

  سأل سائل الشيخ صالح آل الشيخ-حفظه الله-فقال:طلبت العلم عدة سنوات ومع ذلك ليس لدي معلومات ولا أشعر بالفائدة فبماذا تنصحونني جزاكم الله خيرا؟

🌴Seorang penanya bertanya kepada Syaikh Sholih Alu Syaikh -Semoga Allah senantiasa menjaga beliau- dia berkata : Saya menuntut ilmu (belajar) beberapa tahun dan dengan belajar tersebut saya tidak tahu apa apa juga tidak merasakan adanya manfaat. Maka dengan apa anda menasehati ku? Semoga Allah membalas kebaikan kepada anda.
  فكان الجواب:
  أولًا لا تقل لم أشعر بالفائدة؛ لأن طالب العلم في عبادة ،والمقصود من طلب العلم ما هو؟

🍀Jawaban beliau:
🌴Yang pertama Janganlah engkau katakan
          🚫AKU TIDAK
     MERASAKAN ADANYA
               MANFAAT🚫;
karena penuntut ilmu itu dalam keadaan beribadah, dan apa yang dituju dari menuntut ilmu?

    المقصود:
أولًا 🌱رضا الله جل وعلا عن العبد أنه حرص على العلم، تعلمون أن الرجل الذي في الحديث مات بين بلدين، فأتت الملائكة قالت قيسوا إلى أي البلدين؛ فوجد أنه أقرب إلى بلد الهجرة فغفر له،

🍀Tujuan menuntut ilmu adalah :
Yang pertama 🌱Allah Jalla wa Alaa ridho terhadap seorang hamba yang bersemangat dalam menimba ilmu syar'i, ketahuilah ada seorang laki laki (yang membunuh 99 jiwa) di dalam hadits yang ia meninggal diantara dua negeri (negeri yang banyak kejelekannya dan negeri yang banyak kebaikannya), kemudian datang seraya berkata ukurlah mana negeri yang lebih dekat,  maka didapati bahwa orang tersebut lebih dekat ke negeri yang ia tuju untuk hijrah (negeri yang banyak kebaikan), kemudian ia diampuni.
(🔸tambahan: lihat Hadits di Shohih Al-Bukhori no. 3470 dan Shohih Muslim  no. 2766)

  لماذا؟
  لأن طالب العلم في
      🌱حركته في العلم هو في عبادة،
      🌱طلبك العلم: أنفاسك، كلامك الذي تكلم فيه،  إنصاتك، استعمالك لجوارحك، في هذا الأمر، هذا كله: عبادة لله جل جلاله،

🍀Kenapa? ?
🌴Karena seorang penuntut ilmu
🌱Gerakannya untuk menuntut ilmu adalah ibadah
🌱Ketika engkau menimba ilmu maka nafasmu, perkataanmu yang engkau berbicara tentang nya, diam mu, semua bentuk gerakan badanmu dalam rangka menuntut ilmu, ini adalah bentuk ibadah kepada Allah Jalla Jalaaluh.

   أنت احتسب أنك في عبادة،  
🍀Engkau telah dianggap bahwa engkau dalam keadaan beribadah🍀

   لا تقل ما استفدت،
هو ربما خير لك من نوافل الصلاة،
أو من بعض نوافل العبادات؛

🌴Jangan katakan
          🚫AKU TIDAK
MENDAPATKAN MANFAAT🚫

🌴Bisa jadi menuntut ilmu lebih baik bagimu dibandingkan berbagai sholat sunnah.
🌴Atau dari berbagai ibadah sunnah lainnya

  لأن هذا فيه عظيم أجر وتعبد لله جل جلاله، لما تسمع من كلام الله جل وعلا وكلام رسوله ومعنى ذلك.
  ثم الفائدة متبعّضة لا تظن أنه إما أن تكون عالما أو لا تكون،
  ليس المقصود من كل طالب علم أن يكون عالما،

🍀 Karena didalam nya terdapat pahala yang besar dan dalam rangka ibadah kepada Allah Jalla Jalaaluhu.
(yaitu) Ketika engkau mendengar Kalam Allah dan Kalam Rasul-Nya dan yang semakna dengannya.

🍀 Kemudian dengan adanya faidah yang dibagi tersebut jangan engkau kira bahwasannya nantinya engkau akan menjadi seorang yang alim atau tidak

🍀Bukanlah yang dikehendaki dari setiap penuntut ilmu itu harus menjadi seorang yang alim

  إنما المقصود بطلبك للعلم
🍀Akan tetapi yang dikehendaki dari engkau menuntut ilmu adalah :
 
      🌱أن ترفع الجهل عن نفسك،
      🌱أن تتعبد لله جل وعلا بعبادات صحيحة،
     🌱أن تكون عقيدتك صالحة،

🌱Mengangkat kebodohan dari dirimu
🌱Agar engkau dapat beribadah kepada Allah Jalla wa ‘Alaa dengan ibadah yang benar (sesudai dengan aturan Al-Quran dan As-Sunnah yang shohih).
🌱Agar aqidah mu diatas aqidah yang benar,

تأتي الله جل وعلا بقلب سليم
{{{يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ}}} (الشعراء:88-89 )
  
Sehingga engkau dapat mendatangi Allah dengan hati yg salim (hati yang bersih)

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, (QS.  Asy syu'aro 88-89 )

🌱سليم من الشبهة وسليم من إقرار الشهوة.
🌱Hati yang bersih dari syubhat dan hati yang bersih dari syahwat.

ً هذا من فوائد العلم،
   🌱أنك ترفع الجهل عن نفسك، ولا أظن أحدا طلب العلم سنين لم يستفد منه أجرا ولم يستفد منه رفعا للجهل عن نفسه، لا يمكن!.                                                               
🍀Inilah diantara berbagai faidah ilmu,
🌱Engkau mengangkat kebodohan dari dirimu, Dan aku tidak dapat mengira ada seorang yang belajar ilmu syar'i tahunan belum mendapatkan manfaat darinya berupa pahala dan tidak mendapatkan manfaat darinya berupa diangkatnya kejahilan dari dirinya, ini tidaklah mungkin!

إذا كانت نيته صادقة، فالله جل وعلا لا يضيع أجر من أحسن عملا، ثم هو لابد أن يكون رفع الجهل عن نفسه،

🔑Apabila niatnya benar (ikhlas karena Allah semata), Maka Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan amalannya dengan baik, kemudian Allah pasti akan mengangkat kebodohan dari diri orang tersebut.

لو ما نفعت إلا نفسك وعيالك هذا خير عظيم

🔑Walaupun hal tersebut hanya bermanfaat untuk dirimu dan keluarga mu maka ini merupakan kebaikan yang sangat banyak.

  منقول من شريط/ الوصايا العشر للاستفادة من الدروس العلمية للشيخ صالح آل الشيخ حفظه الله

📼 Dinukil dari Kaset : 10 wasiat untuk mengambil manfaat dari berbagai kajian Ilmiyah oleh Syaikh Sholih Alu as-Syaikh hafizhahullah.

  Diterjemahkan oleh :
🌹Husnul Khotimah
       Ummu Kayyisa 
   HafizhahallahTa'ala

Semoga Bermanfaat untuk menambah Mufrodat antum

Daftar link PDF kitab2 Rujukan

BAGI YANG MEMBUTUHKAN👇🏽

⬇ Download PDF Kitab Panduan dan Syarah Durusul Lughah Al Arabiyah
👉🏾 https://akrabnahwu.wordpress.com/2016/02/14/kitab-panduan-dan-syarah-durusul-lughah-al-arabiyah/

⬇ Download PDF Kitab Silsilah Ta’lim Lughoh Al Arobiyyah Komplit Mustawa Awwal – Mustawa Robi’
👉🏾 https://akrabnahwu.wordpress.com/2015/12/15/kitab-silsilah-talim-lughoh-al-arobiyyah-komplit-mustawa-awwal-mustawa-robi/

⬇ Download PDF Kitab Al Arabiyyah Bayna Yadayk Terbaru 4 Jilid Full Colour

👉🏾 https://akrabnahwu.wordpress.com/2015/12/03/download-kitab-dan-audio-al-arabiyyah-baina-yadaik-terbaru-4-jilid/

⬇ Download PDF I'rob Al-Qur'an
👉🏾https://akrabnahwu.wordpress.com/category/irob-alquran/

⬇ Download PDF  I’rob Hadits Arba’in Nawawi
👉🏾 https://akrabnahwu.files.wordpress.com/2015/12/irob-hadits-arbain-an-nawawi.pdf

⬇ Download PDF Kitab dan Audio Syarah Jurrumiyyah Syaikh ‘Utsaimin
👉🏾 https://akrabnahwu.wordpress.com/2015/12/05/kitab-dan-audio-syarah-jurrumiyyah-syeikh-utsaimin/

⬇ Download PDF Kitab dan Audio Syarah ‘Arbain Syaikh ‘Utsaimin
👉🏾 https://akrabnahwu.wordpress.com/2015/12/10/kitab-dan-audio-syarah-arbain-syaikh-utsaimin/

⬇ Download PDF Kitab Akrab Nahwu Gabungan
👉🏾 https://akrabnahwu.files.wordpress.com/2016/01/akrab-nahwu-gabungan.pdf

⬇ Download PDF Kitab Qowa'idul Imla
👉🏾 https://akrabnahwu.files.wordpress.com/2015/12/qawaidul-imla.pdf

⬇ Download PDF Materi Faidah Wazan Fi'il
👉🏾 https://akrabnahwu.wordpress.com/category/faidah-wazan-fiil/

Sebait Catatan Nasihat (Alm) Ustadz Rahmat Abdullah.. (Aktivis Dakwah dr tanah Betawi)

Sebait Catatan Nasihat
(Alm) Ustadz Rahmat Abdullah..
(Aktivis Dakwah dr tanah Betawi)

"Gairah Cinta dan Kelesuan Ukhuwah"

Setiap kita akan senantiasa diuji oleh Allah SWT pada titik-titik kelemahan kita.

Orang yang lemah dalam urusan uang namun kuat terhadap fitnah jabatan dan wanita, tidak akan pernah diuji dengan wanita atau jabatan.

Tetapi orang yang lemah dalam urusan wanita namun kuat dalam urusan uang, tidak akan pernah diuji dengan masalah keuangan.

Orang yang mudah tersinggung dan gampang marah akan senantiasa dipertemukan oleh Allah dengan orang yang akan membuatnya tersinggung dan marah sampai ia bisa memperbaiki titik kelemahannya itu sehingga menjadi tidak mudah tersinggung dan tidak pemarah.

Orang yang selalu berlambat-lambat menghadiri pertemuan forum dakwah karena alasan istri, anak, mertua, atau tamu akan senantiasa dipertemukan dengan perkara ‘mertua datang,
tamu datang silih berganti’ di saat ia akan berangkat .. terus begitu sampai ia memilih prioritas bagi aktivitasnya apakah kepada dakwah atau kepada perkara-perkara lain.

Kita semua harus memahami dan mengatasi segala kelemahan diri di jalan dakwah ini. Ingatlah, mushaf Al-Quran tidak akan pernah terbang sendiri kemudian datang dan memukuli orang-orang yang bermaksiat.

Sungguh teramat merugi... mereka yang mengikuti hawa nafsu kemudian pergi meninggalkan kebersamaan dlm dakwah ilallah, tanpa mau bersabar sebentar dalam ujian keimanan. Tanpa mau mencoba bertahan sebentar dalam dekapan ukhuwah..

Dan sungguh, Kecewa itu biasa dan 'manusiawi' yang luar biasa, siapa saja yang mampu beristighfar dan lalu berlapang dada serta bertawakkal pada-Nya.

Memang... Dakwah ini berat... karenanya ia hanya mampu dipikul oleh mereka yang :

1. Memiliki hati sekuat baja.

2. Memiliki kesabaran lebih panjang dari usianya.

3. Memiliki kekuatan yang berlipat.

4. Memiliki keihklasan dalam beramal yang meninggi.

5. Memiliki ketabahan seluas lautan, memiliki keyakinan sekokoh pegunungan.

Siapapun tak akan pernah bisa bertahan...melalui jalan dakwah ini... mengarungi jalan perjuangan... kecuali dengan KESABARAN!!!

Karenanya... Tetaplah disini... dijalan ini...bersama kafilah dakwah ini. Seberat apapun perjalanan yang harus ditempuh... Sebesar apapun pengorbanan untuk menebusnya...tetaplah disini...

Buanglah hawa nafsu dalam mengarungi perjalanannya, karena telah banyak yang bergugugran karenanya.

Gandenglah selalu iman kemana saja kita melangkah, karena iman akan menjagamu setiap waktu. Seburuk apapun, sekeruh apapun kondisi kapal layar kita, jangan lah sekali2 mencoba untuk keluar dari kapal layar ini dan memutuskan berenang seorang diri... karena pasti kau akan kelelahan dan memutuskan menghentikan langkah yang pada akhirnya tenggelam disamudra kehidupan...

Jika bersama dakwah saja... kau serapuh itu...Bagaimana mungkin dengan seorang diri?? Sekuat apa kau jika seorang diri...???
(Semoga bermanfaat)

SANG PEMAKAN BANGKAI

SANG PEMAKAN BANGKAI
I’lamul Muwaqqi’in, 1/222—223
: diterjemahkan oleh Qomar Suaidi

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (al-Hujurat: 12)

Ini termasuk qiyas tamtsili (perumpamaan) yang terbaik. Dalam perumpamaan ini, Allah ta'ala menyerupakan tindakan merobek kehormatan saudara dengan mencabik-cabik dagingnya. Ketika seseorang mengumpat berarti dia merobek kehormatan saudaranya yang tidak berada di hadapannya. Dia bagai orang yang memotong-motong daging saudaranya di saat rohnya telah hilang karena mati. Tatkala orang yang diumpat tidak mampu membela dirinya, karena dia tidak di hadapannya untuk membalas celaannya, dia pun bagai mayat yang dipotong-potong dagingnya dan tidak mampu membela dirinya.

Manakala konsekuensi dari sebuah persaudaraan adalah saling mengasihi, saling menyambung hubungan, dan saling menolong, tetapi orang yang mengumpat justru menggantungkan sebuah celaan dan tikaman pada ikatan persaudaraan itu, maka hal itu bagai memotong-motong daging saudaranya sendiri. Padahal persaudaraan menuntut untuk menjaga dan membela saudaranya.

Ketika orang yang mengumpat menikmati kehormatan saudaranya, ia jadikan buah majelisnya dengan mengumpat dan mencelanya saat tidak di hadapannya, serta dia menghiasi dirinya dengan perbuatannya tersebut, dia disamakan dengan seseorang yang memakan daging saudaranya (dan menikmatinya) setelah memotong-motongnya.

Selain itu, ketika dia menyukai hal itu dan bangga dengannya, dia pun disamakan dengan orang yang menyukai memakan bangkai saudaranya. Bahkan, kesukaannya terhadap hal itu lebih dari sekadar memakannya, sebagaimana memakannya itu lebih dari sekadar mencabik-cabiknya.

Perhatikanlah perumpamaan dan permisalan ini, juga ketepatan sasarannya serta kesesuaiannya antara gambaran dan kenyataan. Perhatikan pula pemberitaan-Nya bahwa mereka sendiri tidak suka memakan daging saudaranya yang telah menjadi bangkai. Perhatikan juga penyifatan-Nya bahwa mereka tidak menyukainya, bersamaan dengan pengingkaran-Nya di awal ayat bahwa seseorang dari mereka akan menyukai hal tersebut.

Apabila hal ini sangat tidak disukai oleh tabiat mereka, bagaimana mereka menyukai hal yang semisalnya atau sejenisnya?! Allah ta'ala membantah mereka dengan apa yang mereka membencinya atas apa yang mereka menyukainya. Allah ta'ala menyerupakan apa yang mereka sukai itu dengan sesuatu yang paling mereka benci dan paling mereka jauhi, (yaitu memakan bangkai saudara sendiri).

Oleh karena itu, akal sehat, fitrah yang suci, dan sikap bijaksana mengharuskan mereka sangat menjauhi perbuatan yang sejenis dengannya (mengumpat).

Allah ta'ala lah yang memberi taufik..

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
💻 www.kajiantemanggung.com
📚 channel telegram https://goo.gl/foFM5Z
📦 Sunduq Dakwah BRI  0842-01-029843-53-2 (an. SUKAEMI)
👥 WA & Telegram Kajian Kadang Temanggung (+62 856-9438-9556)

Monday 15 February 2016

KEUTAMAAN BERDOA SEBELUM TIDUR


Suatu ketika sahabat Al-Bara’ bin ‘Azib –radhiyallahu ‘anhuma– berkata: “Bersabda kepadaku Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam:

قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ وَقُلْ اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَهْبَةً وَرَغْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ فَإِنْ مُتَّ مُتَّ عَلَى الْفِطْرَةِ فَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَقُولُ فَقُلْتُ أَسْتَذْكِرُهُنَّ وَبِرَسُولِكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ

قَالَ لَا وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ (البخاري)
🇮🇩
“Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti kamu hendak melakukan sholat. Kemudian berbaringlah di atas bagian tubuh yang kanan. Lalu ucapkanlah: ”Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepadaMu, aku menyerahkan urusanku kepadaMu, aku menyandarkan punggungku kepadaMu, karena senang dan takut. Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dariMu kecuali kepadaMu. Aku beriman kepada kitab yang telah Engkau turunkan, dan Nabi yang telah Engkau utus.” Apabila kamu meninggal dunia, maka kamu meninggal dalam keadaan fitrah. Dan jadikanlah ia ucapan terakhirmu.” (HR Bukhar1:19/372)

💫Ini merupakan suatu amalan yang sungguh ringan namun berbobot. Bayangkan, dengan membaca doa seperti di atas, maka seseorang jika dalam tidurnya menemui ajalnya ia akan dinilai Allah subhaanahu wa ta’aala sabagai mati dalam keadaan fitrah. Berarti ia mati dalam keadaan semua dosanya diampuni Allah sebagaimana keadaannya saat ia pertama kali dilahirkan oleh ibunya.

Bersabda Nabi shollallahu ’alaih wa sallam:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ (البخاري)
🇮🇩
”Tiap-tiap yang lahir dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR Bukhari: 5/182)

🌵Pertama, ajaran Islam tidak membenarkan konsep ”dosa warisan”. Islam memandang bahwa bayi yang baru lahir, siapapun dia, adalah lahir dalam keadaan fitrah, bersih, suci tanpa dosa apapun.

💫Maka sungguh beruntunglah orang yang saat meninggal dinilai sebagai meninggal dalam keadaan fitrah, bersih, suci tanpa dosa. Berarti ia akan menerima ganjaran semata dari berbagai perbuatan baik yang telah dikerjakannya di dunia. Sedangkan ia tidak terlibat dalam dosa apapun yang menyebabkan dirinya patut menerima hukuman atau siksa di akhirat. Kecuali bila ia mempunyai kesalahan terhadap sesama hamba Allah atau manusia. Maka tentu ini tetap akan diproses oleh Allah subhaanahu wa ta’aala. Dan tentunya, Allah tidak akan mendzalimi siapapun.

🌵Kedua, Islam memandang bahwa pada saat seseorang sedang tidur berarti ruhnya berpisah dari badannya. Maka saat ia bangun dari tidurnya berarti Allah berkenan mengembalikan ruh ke dalam jasad orang itu. Namun jika Allah berekehendak lain tentu Dia berhak menahan ruh orang itu untuk selamanya sehingga tidak kembali ke badannya. Dan inilah yang disebut dengan peristiwa kematian. Seorang mu’min yang mengerti dan meyakini konsep ini tentu tidak akan berangkat tidur begitu saja tanpa mempersiapkan kemungkinan dirinya tak bakal bangun lagi untuk selamanya, yakni meninggal dunia.

Firman Allah :

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (الزمر)

📖
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.”(Q.S Az Zumaar: 42)

💫Selain do'a diatas ada beberapa cara berdo'a atau dzikir sebelum tidur yang dicontohkan Rasulullah Sholallahu alaihi wa sallam diantara nya.

1⃣.Mengumpulkan dua telapak tangan. Lalu ditiup dan dibacakan surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas.
Kemudian dua telapak tangan tersebut mengusap tubuh yang dapat dijangkau, dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan. Semisal itu diulang sampai tiga kali.

2⃣.Membaca ayat Kursi.(Al Baqarah 255)

"Siapa yang membaca ayat Kursi sebelum tidur, maka ia akan terus dijaga oleh Allah dan terlindungi dari gangguan setan hingga pagi hari.
(HR. Bukhari no. 5017 dan Muslim no. 2192.)

3⃣.Membaca Surat Al Baqarah ayat 285-286.

Faedah: Siapa yang membaca dua ayat tersebut pada malam hari, maka dua ayat tersebut telah memberi kecukupan baginya. (HR. Bukhari no. 4008 dan Muslim no. 807).

آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ * لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

📖
“Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami ta’at”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir“. (QS. Al Baqarah: 285-286)

3⃣
اَللَّهُمَّ قِنِيْ عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ

Allahumma qinii ‘adzaabak, yawma tab’atsu ‘ibaadak.

Artinya:

“Ya Allah, jauhkanlah aku dari siksaanMu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hambaMu (yaitu pada hari kiamat).” (Dibaca 1 x).

"Apabila Rasulullahshallallahu’alaihi wa sallam hendak tidur, beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipinya, kemudian membaca dzikir di atas". (HR. Tirmidzi no. 3398 dan Abu Daud no. 5045. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan hadits ini shahih. Syaikh Al Albani mengkritik tentang penyebutan dzikir ini tiga kali. Yang tepat riwayat tersebut tanpa penyebutan tiga kali. Lihat As Silsilah Ash Shahihah no. 2754, 6: 588).

4⃣
بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوْتُ وَأَحْيَا

Bismika allahumma amuutu wa ahyaa.

Artinya:

“Dengan namaMu, ya Allah! Aku mati dan hidup.” (Dibaca 1 x)
(HR. Bukhari no. 6312 dan Muslim no. 2711)

💫Maka ketika Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam memberitahu kita bagaimana cara terbaik mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan ajal menjemput saat sedang tidur, sudah sepatutnya kita patuh menjalankannya dengan penuh rasa syukur.

Wallahu a'lam bishawab
_________________________________
   AIHQ PREMIUM DK PSDM
          🌵🏠ODOJ🏠🌵
_________________________________