Tuesday 16 February 2016

Meniti Langkah Menuju Ahlul Qur'an


بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

لَا حَسَدَ إِلَّا عَلَى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ هَذَا الْكِتَابَ فَقَامَ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَتَصَدَّقَ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ

Rasulullah ﷺ bersabda :
"Tidak ada hasad (iri hati) kecuali kepada dua orang yaitu kepada seseorang yang Allah karuniakan Al-Kitab (Al Qur'an), lalu ia melaksanakannya (membacanya,  mentadabburinya, menghafalkannya dan mengamalkannya) siang maupun malam dan kepada seseorang yang Allah karuniakan harta lalu ia bersedekah pada waktu siang dan malam."
(Muttafaq 'alaih)

🌴Setiap orang yang beriman wajib merenungi hadist ini, agar dirinya menyadari kadar keimanannya kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa dan hari akhirat.

🌴Hal diatas sekaligus untuk mendeteksi dirinya terhadap kecenderungannya, mana yang dia cintai, apakah ia lebih mencintai akhirat daripada dunia ataupun sebaliknya.

🌴Hadist diatas juga memberi peringatan agar jangan sampai orang yang telah mengaku beriman tidak memiliki keinginan untuk hidup secara intensif berinteraksi dengan Al Qur'an yang telah jelas-jelas menjamin kehidupan yang penuh rahmat dan berkah dari Allah Subhanahu wa Ta'aalaa. Dan jangan pula menjadi orang yang beriman yang tidak memiliki keinginan untuk menginfaqkan hartanya di jalan Allah Subhanahu wa Ta'aalaa.

🌴Jika kita melihat teman atau saudara kita yang diberi karunia Al Qur'an, maka jangan sampai kita tidak memiliki keinginan untuk mengikuti jejaknya. Karena jika keinginan seperti ini tidak ada dalam diri kita,
maka menandakan jauhnya pemahaman dan penerimaan kita terhadap Al Qur'an sebagai karunia besar dari Allah Subhaanahu wa  Ta'aalaa yang menurunkan kenikmatan yang abadi bagi manusia. Kalau keinginan itu tidak ada maka bagaimana mungkin kita akan berdo'a meminta kepada Allah Subhanaahu  wa ta'aalaa, apalagi melakukan aktivitas interaksi dengannya.

🌴Mereka yang tidak mempunyai keinginan terhadap dua kenikmatan diatas, bisa jadi dirinya telah menjadi orang yang sangat terlena dengan kehidupan dunia. Atau bisa juga tak memiliki kepedulian terhadap kehidupan masa depannya, yakni kehidupan akhiratnya.

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.
(QS. Ar-Rum : 7)

🌴Agar dapat memiliki keinginan diatas maka kita harus membekali diri dengan :

1. Ilmu Syar'i , terutama kandungan Al Qur'an , walaupun tidak mendalam, sehingga kita merasakan kemuliaan Al Qur'an dan nilai hidayahnya yang tinggi.

2. Megenal Allah subhanahu wata'ala, melalui ayat-ayatNya dengan lebih mendalam dengan cara yang variatif , seperti dzikir, sholat , menghadiri kajian2 Tafsir Qur'an , dan merenungkan isi Al Qur'an.

3. Membaca siroh kehidupan Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya, sehingga kita dapat mengenal beliau dan para sahabatnya, bagaimana sikapnya dan para sahabat dalam memuliakan Al Qur'an dan orang-orang yang bersahabat dengan Al Qur'an.

4. Mengenal Al Qur'an lebih dalam lagi tentang keutamaannya, baik untuk kehidupan dunia, terlebih lagi untuk kehidupan akhirat , sehingga kita selalu berusaha mempersiapkan bekal untuk Akhirat kelak.

  وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ 

_______________________________
   AIHQ PREMIUM DK PSDM
                     ODOJ

No comments:

Post a Comment